Selasa, 15 Desember 2009

asal usul nenek moyang bangsa indonesia

Sejarah Asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia Perlu Dirombak

Solo, Kompas - Dari manakah sebenarnya asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia? Direktur Institut Biologi Molekuler Eijkman Prof Dr Sangkot Marzuki di Solo, pekan lalu, meragukan kebenaran informasi yang ditulis dalam buku-buku sejarah kita. Karena itu, ia mengusulkan agar penulisan sejarah tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia direvisi.

Selama ini, kata Sangkot, siswa diajari teori sejarah dari penjajah Belanda bahwa nenek moyang Indonesia berasal dari Yunan atau dari Hindia Belakang. Padahal, tambahnya, pendidikan pada zaman Belanda itu belum dilengkapi pengetahuan genetik dan linguistik yang tajam.

”Teori dibangun hanya melihat dari segi fisik saja. Para arkeolog sekarang juga tidak ada yang percaya teori itu. Saya juga tidak mengerti mengapa anak-anak kita masih diajari ini,” ujarnya.

Dalam kaitan ini, Sangkot berharap agar sejarah tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia diajarkan dengan menggunakan pendekatan yang lebih mutakhir. ”Seperti teori Out of Taiwan-lah yang lebih mutakhir. Dengan kata lain tidak dogmatis. Mereka mengatakan, manusia Austronesia, atau kita ini berasal dari Taiwan. Kalau teori saya, Austronesia dari dataran Sunda. Teori saya ini berangkat dari hasil penelusuran DNA fosil. Kedua teori ini memang belum ada titik temu,” jelasnya.

Meski demikian, kata Sangkot, teori yang menyatakan nenek moyang bangsa Indonesia dari Yunan atau Hindia Belakang jelas salah kaprah. ”Karena Homo erectus atau Pithecantropus erectus ini tidak ada kelanjutannya pada manusia sekarang. Mereka punah dan digantikan spesies baru, yang sementara ini diyakini sebagai nenek moyang manusia yang ditemukan di Afrika,” jelasnya.

Sangkot yang ditemui di sela-sela simposium The Dispersal of Austronesians and The Ethnogeneses of People in Indonesian Archipelago, beberapa waktu lalu, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan penelitian bersama peneliti China. ”Kami memeriksa 12.000 kromosom Y Homo erectus, tapi tidak ada yang bisa dilacak hingga ke spesies Afrika. Berarti kontribusi Homo erectus sebagai nenek moyang kita kecil sekali,” jelasnya. (eki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar